Mengalir dalam Proses: Biografi Cerpenis Dwinov Swa

Seperti judul tulisan ini, Mengalir dalam Proses, tiga kata yang amat berarti bagi seorang cerpenis kelahiran Jakarta ini. Memiliki nama asli Dwi Noviyanti dan dibesarkan oleh orang tua dengan penuh perjuangan membesarkan kelima anaknya di kawasan pesisir Jakarta. 

Mengalir dalam Proses: Biografi Cerpenis Dwinov Swa


Himpitan ekonomi yang dekat dengan masa kecilnya,menjadikan Dwinov Swa dan saudara-saudara sudah mencicipi nikmatnya perjuangan di masa kanak-kanaknya. Terbiasa berjuang dari kecil dan mensyukuri apa yang terjadi dalam hidupnya menjadikan Dwinov Swa tumbuh menjadi perempuan tangguh dan pekerja keras. 

Berkat kerja keras dan tekadnya yang kuat, tulisan- tulisan karya Dwinov Swa dapat dinikmati masyarakat luas. Perempuan yang suka menulis ini sudah memiliki sederet prestasi  dalam dunia tulis menulis. Seperti memenangkan lomba cerpen, menulis artikel, bahkan ia menghasilkan pundi-pundi rupiah dari menulis.

Kehidupan Pribadi


Menulis adalah kegiatan yang dilakukan Dwinov Swa di sela-sela waktu bekerjanya sebagai pelaku administrasi di sebuah gedung perkantoran di Jakarta Pusat. Jakarta sepertinya sudah ditaklukkan oleh Dwinov Swa untuk membahagiakan putri semata wayangnya, Wulan.

Anak baik hati dan pengertian itu menjadi motivasi Dwinov Swa untuk menjadi orang tua terbaik baik untuk anaknya. Di tangannya, Wulan tumbuh menjadi anak yang pengertian, ceria dan baik budinya.

Anak terkadang menjadi korban dalam keputusan orang dewasa. Namun, jika sudah begitu jalan yang harus dilalui, maka tidak ada cara lain untuk menyelamatkan anak selain membersamai tumbuh kembangnya dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Mengajarkan hal-hal baik agar kelak ia tumbuh dalam balutan kasih yang hangat. 

Bercerita Lewat Blog


Tidak hanya rajin dan memenangkan sederet kompetisi menulis cerpen, Dwinov Swa juga rajin bercerita melalui blog pribadinya. Dwinov Swa memulai blog pribadinya dengan menulis opini dan curahan hati. Baginya, jika kita menekuni suatu bidang yang disenangi, akan terbangun pertemanan yang se- frekwensi. Pertemanan tersebut didapatkan Dwinov Swa melalui kelas-kelas kepenulisan. 

Memiliki dukungan terlebih dari rekan yang memiliki tujuan yang sama dengan kita adalah arti lain dari rezeki. 
Dwinov Swa selalu tertarik dengan ilmu baru, lantas ia gemar sekali belajar dan menantang diri. Bahkan, ia pernah belajar tentang monolog sebuah cerpen, sesuatu skill yang lebih dari sekadar bercerita.

Berkat ketekunan dan rajin belajar, Dwinov Swa  berhasil menjadi salah satu voice over terbaik, untuk Sayembara Monolog Inggit Garnasih, yang diselenggarakan oleh Sanggar Sastra dan Komunitas KOPLING.

Tidak akan ada yang sia-sia jika kita melakukannya sepenuh hati.  -Dwinov Swa


 Berkarya Lewat Menulis Cerita Pendek

Menulis cerita pendek atau cerpen bagaikan menyelami lautan kata, menjelajahi dunia penuh imajinasi dan kreasi. Di balik layar laptop, terbentang hamparan luas untuk menuangkan ide, merajut cerita, dan menghadirkan karakter yang seolah hidup di dalam benak. 

Bagi para penulis cerpen, proses ini bukan sekadar tugas atau kewajiban, melainkan sebuah kenikmatan yang tak ternilai. Kenikmatan pertama terletak pada kebebasan berkreasi Di dunia cerpen, penulis adalah pencipta, dewa bagi para karakter dan penguasa alur cerita. 

Penulis bebas menentukan apa yang terjadi, ke mana arah cerita akan bermuara, dan bagaimana nasib para tokoh. Setiap kata yang ditulis bagaikan kuas yang mewarnai kanvas kosong, melukiskan dunia yang penuh dengan kemungkinan.

Selain harus mengasah imajinasi, bagi Dwinov Swa, memiliki skill edit kata adalah sebuah kewajiban. Menyusun kata demi kata yang menggugah emosi pembaca. 

Tidak salah jika menulis cerpen memberikan kepuasan batin yang mendalam. Ketika ide yang mulanya abstrak berhasil dituangkan ke dalam bentuk cerita yang utuh, rasa bangga dan lega akan menyelimuti. Melihat hasil karya kita dibaca dan dinikmati orang lain, memicu rasa senang dan terharu yang tak terkira.

Setiap orang pasti memiliki kisahnya sendiri. Terlebih dalam menjalani hidup dan mencapai cita-cita. Masalah sudah pasti adanya, namun bagaimana caranya agar tetap tegak, sabar dalam berproses, dan mengalir di dalamnya. 

Yang biasa menari di tengah badai, tidak akan terusik dengan gerimis

 

5 Comments

  1. Saat sedang tidak terlalu tertarik membaca novel, cerpen memang bisa menjadi pilihan. Jumlah kata yang terbatas membutuhkan effort luar biasa untuk menjadikan cerita tetap menarik. Two thumbs up untuk semua cerpenis hebat.

    BalasHapus
  2. Masyaallah kisah Kak Dwi, selalu terharu dengan mereka yang berjuang sejak usia muda. Hingga kemudian menjadi cerpenis tentu bukan perjalanan mudah. Apalagi dilakukan di tengah berbagai tantangan rutinitas sebagai Ibu. Sukses Kak Suci.

    BalasHapus
  3. "Mengalir dalam Proses". Terima kasih sudah berbagi kisah kak Dwinov Swa, kak.

    BalasHapus
  4. menulis cerpen dulu menjadi kesukaan saya, karena alurnya lebih sederhana dibanding novel. Tapi setelah tau lebih banyak teknik menulis cerpen, saya jadi lebih jarang menulis karena belum bisa menerapkan ilmunya. Perjalanan Kak Dwi sebagai cerpenis jadi membuat saya kembali tergugah untuk menuangkan ide. Terimakasih kak sudah menuliskannya..

    BalasHapus
  5. Bagi orang yang pernah menjalani hidup penuh rintangan dan berhasil melewatinya. Kalau dituliskan kembali proses tersebut, apalagi orang lain yang tulis. Pasti nangis. Kaya saya, pas baca tulisan Kak Annisa ini. Jadi mewek, kan, tanggung jawab loh kak, hehehe.

    Kalau boleh jujur, saya tuh lagi butuh motivasi untuk nulis lagi setelah vakum sejak Februari lalu (selepas kepergian ibu). Lantas, disajikan tulisan biografi kaya gini dan komentar dari semua teman-teman OPREC. Terharu sekaligus malu. Mau gak mau, harus bangkit. Terima kasih ya, untuk semuanya.

    Tetap semangat, ya, Kak Annisa dan peserta OPREC Batch 12 lainnya. Semangat lulus, insya Allah ODOP jadi wadah tepat untuk kalian berkembang. Sampai berjumpa di grup besar ODOP ^-^

    BalasHapus